FAKTOR
INDIVIDU DALAM ORGANISASI
Disusun
oleh :
1.
Khayun Pujo Wijoyo
STMIK
GANESHA BANDUNG
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini kami susun sebagai tugas mata kuliah Pengantar Manajemen. Kami menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Selesainya penyusunan makalah ini berkat bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami ucapkan terima kasih dan penghargaan
setinggi-tingginya kepada yang terhormat Ibu
Ratna Komala Putri, SE selaku Dosen mata kuliah Pengantar Manajemen
Bandung, 3 Desember 2012
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, tanpa kita sadari kita
sering melakukan kegiatan berorganisasi.Misalnya dalam keluarga kita, ada ayah
yang menjadi seorang pemimpin, ibu menjadi diibaratkan seorang manajer, dan
kita anaknya sebagai anggota dari organisasi. Ada banyak faktor, salah satunya
adalah faktor individu yang akan kita bahas dalam makalah ini.
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Kontribusi dan Kompensasi
Ada dua konsep yang mendasari mengapa faktor individu perlu
untuk di pelajari dan di pahami sehubungan dengan manajemen perusahaan,
khususnya dalam fungsi implementasi dan fungsi perusahaan. Dua konsep ini
adalah kontribusi, yaitu apa yang akan di berikan oleh individu bagi
organisasi. Sebaliknya, kompensasinya, yaitu apa yang akan diberikan oleh
organisasi bagi individu.kedua konsep ini akan saling mempengaruhi dalam hal
implimentasi rencana organisasi.
2.2
Faktor
yang terkait dengan Individu dalam Organisasi
Selain dua konsep di atas, ada tiga factor lain yang perlu
kita pahami lebih lanjut mengenai faktor individu dalam organisasi. Ketiga hal
tersebut adalah:
1. Kontrak spikologis
Yang di maksud mkontrak spikologis adalah suatu kesepakatan tak tertulis antara
individu dan organisasi/pewrusahaan.kesepakatan tak tertulis tersebut adalah
secara spikologis tenaga kerja tersebut akan memberikan hal yang terbaik bagi
organisasi. Sebaliknya, individu tersebut memiliki semacam pengharapan kepada
organisasi.
2. Kesesuaian tenaga kerja yang di butuhkan perusahaan
Kesuaian tenaga kerja yang dibutuhkan perusahaan terkait
dengan factor individu dari tenaga kerja.Dalam kenyataan, perusahaan tidak
selalu mendapatkan tenaga kerja yang benar-benar sesuai harapan dan tuntutan
dalam pekerjaan.Hal tersebut bisa di karenakan individu benar-benar tidak ada
yang sempurna.
3. Keragaman individu dalam organisasi
Manusia di takdirkan tidak sama, baik dari sisi belakang
biologisnya,pendidikan, karakteristik setiap individu tenaga kerja. Oleh karena
itu perusahaan perlu memahami keragaman ini secara lebih terbuka dan
menerimanya sebagai dinamika yang terdapat dalam organisasi manapun.
2.3
Faktor Individu dan Kepribadian
Kepribadian atau personality pada dasarnya merupakan
karakteristik psikologi dan perilaku dari individu yang sifatnya permanent yang
membedakan satu individu dengan individu lainnya.Sedangkan prilaku merupakan
bentuk perwujudan tingkah laku dari individu yang di tentukan oleh
kepribadiannya masing-masing. Di antara pemahaman yang harus diketahui para
manager adalah apa yang dinamakan sebagai “model lima dimensi mengeanai
kepribadian”( the big five of personality), sebagaimana yang di kemukakan oleh
griffin(2000). Kelima jenis prilaku adalah:
Ø Agreeableness(tingkat persetujuan),yaitu tingkat
kemampuan individu dalam berinteraksi dan bekerja dengan orang lain.
Ø Conscistiousness(tingkat kesadaran dan keseriusan),
yaitu keseriusan individu terhadap rencana pencapaian tujuan dari organisasi.
Ø Negative emotion(tingkat
emosi negative),yaitu tingkat emosi yang negative merujuk kepada
ketidakstabilan emosi yang di milki oleh individu dalam pekerjaan.
Ø Extravertion(tingkat keleluasaan dan
kenyamanan),yaitu prilaku yang merujuk kepada kemampuan individu untuk merasa
nyaman dan leluasa bagi orang lain untuk berinteraksi dengannya.
Ø Openness(tingkat
keterbukaan), yaitu tingkat keterbukaan merujuk kepada prilaku individu untuk
bersikap terbuka terhadap orang lain.
2.4
Beberapa Perilaku Lain dari Individu
Selain perilaku kelima perilaku yang di jelaskan dalam model
lima dimnensi kepribadian di atas. Terdapat beberapa perilaku lainnya yang
mempengaruhi perilaku di dalam organisasi. Perilaku-perilaku tersebut adalah:
Locus
of control, prilaku ini merujuk kepada sebuah
keyakinan yang di miliki individu mengenai hasil yang mereka peroleh merupakan
akibat dari apa yang mereka lakukan.
Self-eficasy,prilaku ini merujuk kepada kepercayaan diri individu untuk
melakukan sesuatu.
Authoritarianism,
prilaku ini merujuk kepada keyakinan
individu akan peran tingkatan hierarki dalam sebuah organisasi dengan kekuasaan
organisasi.
Machiavelism,
ini merujuk kepada prilaku untuk
merekayasa prilaku orang lain selama rekayasa prilaku tersebut akan membantu
kita dalam mencapai tujuan.
Self-estem, prilaku ini merujuk kepada keyakinan dari seseorang atau
individu bahwa dirinya layak mendapatkan penghargaan.
Risk
propensity, prilaku ini merujuk kepada
kecendrungan individu dalam hal resiki dan menjawab tantangan.
2.5
Perilaku Individu dan Sikap Berorganisasi
Sikap
atau attitude pada dasarnya merupakan prinsip yang di ambil oleh
individu berdasarkan kepribadian, keyakinan, dan perasaannya menyangkut suatu
gagasan, situasi, atau lingkungan yang di hadapinya.Griffin(2000) menjelaskan
bahwa sikap memiliki tiga komponen utama, yaitu komponen
afektif menyangkut perasaan yang dirasakan oleh seseorang mengenai
gagasan, situasi aau lingkungan yang dihadapinya. Komponen kognitif
menyangkut pengetahuan seseorang mengenai suatu yang terkait dengan gagasan,
situasi maupun lingkungan yang di hadapinya.Dan komponen intense,
yaitu menyangkut harapan dari seseorantg akibat dari gagasan, situasi maupun
lingkungan yang di hadapinya.
2.6
Beberapa Isu Tentang Perilaku Individu
a.Perilaku Individu dan Stres
Salah satu isu yang di bahas disini adalah stress.Stres
pada dasarnya merupakan respons individu terhadap tekanan yang tinggi dalam
pekerjaan.Tekanan yang tinggi ini sering kali dinamakan sebagai stressor.
Stres terjadi seiring dengan pengalaman yang dilalui oleh individu yang
dinamakan general adaptation syndrome (GAS).berikut tahapan-tahapan
dalam GAS:
· Tahap1(alarm), yaitu tahap dimana individu mengalami sesuatu yang
menyebabkan dirinya memberikan respon yang tidak biasanya. Sesuatu itu bisa
berupa, tekanan, kondisi fisik, atau perintah diluar kebiasaan.
· Tahap2(resistence), yaitu tahap di mana individu melakukan penyesuaian diri
berupa reaksi atas respon yang dia lakukan pada tahap alarm. Seperti
tindakan membiarkan Sesutu atau menyelesaikannya.
· Tahap3(exhaustion), tahap dimana individu mengalami indikasi lain sebagai
akibat dari penyesuaian yang dilakukan pada tahap sebelumnya. Indikasi
ini dapat berupa indikasi yang lebih baik dari keaddaan di tahap1,tahap2 atau
sebaliknya ketika respon yang dilakukan pada tahap1 dan 2 tidak menyelesaikan
masalah yang di alami pertama kali di tahap1.
ü
Penyebab-penyebab stres
Di antara Penyebab-penyebab stres dalam pekerjaan adalah
tuntutan pekerjaan (task demands) yaitu tekanan-tekanan terhadap
individu yang di sebabkan oleh adanya tuntutan tugas dari organisasi yang harus
di selesaikan, tuntutan fisik(physical demands) terkait dengan fisik
dari organisasi dimana dirinya bekerja, seperti kualitas tempat kerja atau
kondisi fisik yang tengah sakit, tuntutan peran atau fungsi(roledemands)
terkait dengan tekanan yang diakibatkan adanya ambisi dari individu mengenai
sesuatu yang ingin di capai di organisasi, dan tuntutan interpersonal(interpersonal
demands)terkait dengan tekanan yang muncul dari rekan kerja,kelompok kerja,
maupun ada konflik personal dalam organisasi.
ü
Konsekuensi-konsekuensi stres
Di antara konsekuensi-konsekuensi stres adalah
konsekuensi-konsekuensi psikologis, atau medis dari stres berhubungan dengan
kesehatan mental dan kebahagiaan individu, misal depresi, gangguan tidur.Stres
individual juga memiliki konsekuensi langsung ke perusahaan.Bagi karyawan
operasi misal, stres bisa berdampak pada kualitas kerja yang buruk dan
produktivitas yang rendah. Dan konsekuensi lain adalah burnout—perasaan
letih(secara fisik dan mental) yang mungkin muncul saat seseorang mengalami
stres yang terlalu parah dalam jangka waktu yang lama. burnout berakibat
pada kelelahan berkepanjangan, frustasi, dan keputusasaan.
ü
Pengendalian stres
Bagaimana stres dapat dikendalikan?Di antara upaya yang
dapat di upayakan adalah di antaranya melalui olah raga yang teratur,
relaksasi, manajemen waktu, Merubah suasana atau lingkungan pekerjaan, dan
support group.
b.Kreativitas
Individu dalam Organisasi
Selain stres, salah satu isu penting yang terkait dengan
karakteristik individu adalah kreativitas. Kreativitas adalah kemampuan
individu dalam memunculkan suatu gagasan baru mengenai sesuatu, terutama dari
apa yang sudah di ketahui. Kreativitas sangat di perlukan dalam organisasi sebagai
bagian dari kemampuan organisasi untuk terus beradaptasi dengan
perubahan.Perubahan senantiasa memunculkan suatu yang baru. Oleh karena itu
individu yang mampu untuk menghasilkan suatu yang baru memiliki kontribusi
positif bagi organisasi.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan atau pendorong individu
menjadi kreatif. Faktor tersebut adalah:
Pengalaman individu dengan kreativitas terkait dengan latar belakang individu sebelumnya yang
terkait dengan kreativitas.Perlakuan terhadap individu terkait dengan
bagaimana cara manager misalnya memperlakukan tenaga kerja. yang terakhir
adalah kemampuan kognitif dari individu terkait dengan keragaman
karakteristik Individu dalam hal kemampuan kognitifnya. Ada individu yang
cenderung Invergentcognitifthinking, yaitun terbiasa untuk melihat
berbagai perbedaan dari berbagai persamaan yang ada.Ada pula individu yang convergent
cognitif thinking, yaitu individu yang terbiasa untuk melihat persamaan
dari perbedaan yang ada.
Bagaimana tahapan kreativitas
terbangun?Paling tidak ada 4 tahap yang terjadi ketika sebuah gagasan kreatif
muncul. Tahapan tersebut adalah:
Ø Tahap persiapan.
Tahapan ini bisa berupa proses pendidikan tertentu atau pelatihan yang di
berikan kepada individu. Juga dapat berupa pemberian informasi kepada individu
mengenai hal-hal organisasi atau perusahaan.
Ø Tahap inkubasi.
Pada tahap ini individu di kondisikan pada kondisi tertentu yang memungkinkan
dirinya untuk mendapatkan gagasan baru mengenai sesutu.
Ø Tahap penemuan gagasan.
Pada tahap ini individu berhasil menemukan gagasan yang mungkin akan memberikan
manfaat perubahan bagi organisasi.
Ø Tahap pengujian. Tahap
ini merupakan tahapan terakhir untuk menyelesaikan gagasan kreatif.
BAB III
KASUS
3.1 Contoh Kasus
4.1
BAB IV
KESIMPULAN
5.1 Kontribusi dan Kompensasi
Kontribusi, yaitu apa yang akan di berikan oleh individu
bagi organisasi. Sebaliknya, kompensasinya, yaitu apa yang akan diberikan oleh
organisasi bagi individu.kedua konsep ini akan saling mempengaruhi dalam hal implimentasi
rencana organisasi.
5.2 Faktor yang terkait dengan Individu dalam Organisasi
1. Kontrak spikologis
2. Kesesuaian tenaga kerja yang di
butuhkan perusahaan
3. Keragaman individu dalam
organisasi
5.3 Faktor Individu dan Kepribadian
o
Agreeableness (tingkat persetujuan)
o
Conscistiousness (tingkat kesadaran dan keseriusan)
o
Negative emotion (tingkat emosi negative)
o
Extravertion (tingkat keleluasaan dan kenyamanan)
o
Openness (tingkat keterbukaan)
5.4 Beberapa
Perilaku Lain dari Indvidu
Perilaku-perilaku tersebut adalah:
ü Locus
of control
ü
Self-eficasy
ü
Authoritarianism
ü
Machiavelism
ü
Self-estem
ü
Risk propensity
5.5 Perilaku Individu dan Sikap Organisiasi
Griffin(2000)
menjelaskan bahwa sikap memiliki tiga komponen utama, yaitu komponen afektif
menyangkut perasaan yang dirasakan oleh seseorang mengenai gagasan, situasi aau
lingkungan yang dihadapinya. Komponen kognitif menyangkut pengetahuan seseorang mengenai
suatu yang terkait dengan gagasan, situasi maupun lingkungan yang di
hadapinya.Dan komponen
intense, yaitu menyangkut harapan dari seseorantg akibat dari gagasan,
situasi maupun lingkungan yang di hadapinya.
5.6 Beberapa Isu Tentang Perilaku Individu
a.
Perilaku
Individu dan Stres
Stres
terjadi seiring dengan pengalaman yang dilalui oleh individu yang dinamakan general
adaptation syndrome (GAS).berikut tahapan-tahapan dalam GAS:
·
Tahap1(alarm)
· Tahap2(resistence)
· Tahap3(exhaustion)
b.
Kreativitas
Individu dalam Organisasi
Ada beberapa faktor yang menyebabkan atau pendorong individu
menjadi kreatif. Faktor tersebut adalah:
Pengalaman individu dengan
kreativitas, Perlakuan terhadap individu, kemampuan kognitif dari individu.
Tahapan kreativitas :
ü
Tahap persiapan
ü
Tahap inkubasi
ü
Tahap penemuan gagasan
ü
Tahap pengujian
Terima kasih, membantu bgt blog nya
BalasHapusMakalah yang lengkap mengenai faktor individu dlm organisasi
BalasHapus